Jendela Berita

Selasa, 29 Juni 2010


JERITAN DIBALIK MENDUNGNYA LANGIT
(Dari Mama Untuk Anak-Anak Negrinya, Papua)
Dibalik mendungnya langit
Jantung berdebar mengerang kesakitan
Terasa goresan luka disekujur tubuhku
Ditengah tebalnya awan gelap gulita

Tiada henti linangan air mata dan darahku
Membasahi sekujur tubuhku
Kemanakah aku berlindung.?
Ku tak tahu, apa salah dan dosaku

Ku diperkosa, seisi tubuhku dikuras habis
Terasa jantungku tak lama tercopot
Apa kau melihat dan merasakan sakit dan deritaku, anakku.?
Jeritan dibalik gulitanya langit

Ku tak berdaya
Amat gemetar pijakkan kakiku
Mencari perlindungan selayaknya bagiku
Dibalik mendungnya langit

Penuh harapan dibalik gulitanya langit
Menanti datangnya kau, anakku
Membawa terang, menghiasi wajahku
Namun sirna malah melukaiku
Apakah itu tempat dan takdirku slamanya.?
Itu cara balas budimu, anakku.?
Apakah akal sehatmu diracuni, anakku.?
Seribu tanya dibalik mendungnya langit

Untukmu kau anakku
Yang masih bernafas dan melihat pendritaanku
Berjuanglah demi Aku, anakku
Aku tidak dapat menahan penderitaanku

Aku mau bebas
Bebas dari lingkungan kegelapan
Bebas dari penindasan
Ingin hati, tersenyum bersamamu, anakku

Tuban (Pantura Jatim), 23 Juni 2010

Oleh:Odagipai Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar